UNIS dan Pemkot Tangerang, Deal

UNIS dan Pemkot Tangerang,
Deal Catatan: Asep Ferry Bastian, SE, MM
Pada tanggal 20 Desember 2016, UNIS Tangerang secara resmi melakukan MOU (Memorandum Of Understanding) dengan Pemerintah Kota Tangerang. Nota kesepahaman itu ditandatangani langsung oleh kedua belah pihak. Rektor, Prof. Dr. Mustofa Kamil, MPd, mewakili UNIS dan Walikota, H. Arief R. Wismansyah, Bsc.,MKes mewakili Pemkot Tangerang. Saya pun hadir jadi saksi diantara keduanya. Sebelumnya, UNIS telah melakukan MOU dengan Pemkab Tangerang dan University of Kitakyushu, Jepang. Di level perguruan tinggi Banten, UNIS dan UNTIRTA secara bersama telah meneken nota kesepahaman. Masih banyak agenda kerjasama dipersiapkan oleh UNIS, yakni; kerjasama antar universitas, kerjasama dengan instansi pemerintah–swasta, dan kerjasama universitas dengan personal. Kenapa rangkaian kegiatan macam itu dilakukan? Ini adalah–hanya satu dari ikhtiar massal UNIS dalam rangka meraih akreditasi institusi. Sebab, pada tahun 2017 ada sekitar 1000-an perguruan tinggi negeri–swasta harus melakukan AIPT (Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi). Nah, jika perguruan tinggi tak memenuhi maklumat itu, bersiaplah untuk di kanibal alias di-marger-kan dengan perguruan tinggi mapan yang punya status okay. Sungguh, ini tugas berat !
Rektor Tahu Dapur Akademik
Sepanjang sejarah perjalanan UNIS selama 50 tahun, ini kali pertamanya kampus yang berdiri 14 April 1966, dipimpin oleh seorang Guru Besar. Prof. Dr. Mustofa Kamil merupakan Guru Besar UPI Bandung yang telah ikhlas hatinya terbelah oleh waktu ; Tangerang–Bandung, demi mengabdi di UNIS. Ia juga merupakan Asesor BAN PT yang bekerja tak kenal waktu untuk “menyatroni” kampus-kampus di Indonesia dalam rangka akreditasi perguruan tinggi atau program studi. Tak hanya itu, pria asal Sumedang ini juga punya konektivitas jaringan yang okay. Nama dan reputasinya diperhitungkan baik di level kampus dalam dan luar negeri, maupun di Kemenristekdikti, BAN PT dan lain-lain. Nah, di usia setengah abad inilah mimpi UNIS baru terwujud, selain di pimpin Rektor yang tulen memahami dapur akademik, juga sebaliknya, UNIS kedepan dihadapkan kepada tantangan–pertaruhan yang semakin berat.
Sejak menjabat Rektor, Profesor Kamil, sudah banyak melakukan berbagai lompatan akademik. Beragam terobosan, inovasi dan plan-plan seksi diproyeksikan dan di sosialisasikan kepada seluruh civitas akademika UNIS. Publik UNIS pun tercengang! Ya, betapa tidak, kampus yang semula hanya berkutat pada kegiatan seremonial pengajaran, kini tak boleh lagi. UNIS dipaksa harus melek, untuk kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, sesuai rumus Tri Dharma perguruan tinggi. Karena kalau tidak ? Celaka ! Kiblat keilmuan bisa jadi salah kaprah. Menurut Rektor; mengurus perguruan tinggi besar atau kecil sama saja kewajiban dan susahnya. Ia harus tunduk kepada ketentuan pemerintah–Kemenristekdikti, untuk satu hal; kualitas. Kedepan, jika tidak tunduk, pasti di libas habis.
Dengan kapasitas Rektor yang mumpuni, tentu saja ini membawa angin segar dan membawa atmosfir baru bagi UNIS. Nampak, energi dan geliat akademik pun kini mulai beranjak bangkit, meski harus tertatih, kaget. Lalu pertanyaannya, mampukah rezim dibawah kepemimpinan Rektor saat ini menunjukkan performance yang great ? Mampu ! Syaratnya satu ; Para pemangku kepentingan di dalamnya juga mampu mengikuti irama dan ritme kepemimpinan personal Rektor yang saat ini sudah bekerja melaju pada kecepatan tinggi.
Nah, jadi kita tunggu saja dalam arena “pencarían bakat”, seleksi calon Wakil Rektor, Direktur Pascasarjana dan Dekan UNIS yang saat ini tengah digelar. Siapakah nanti figur-figur pemimpin yang siap bekerja maraton bersama Rektor ? Figur yang berintegritas, kompeten, komitmen, loyal, berdedikasi tinggi dan mampu bekerja penuh karya produktivitas demi mengejar ketertinggalan. Bertanggung jawab secara moral kepada lembaga untuk mewujudkan Visi UNIS : “Universitas Islam Unggul Pada Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Kawasan Asia Tenggara Tahun 2036”.
UNIS dan Pemkot Tangerang, Deal
Pelaksanaan MOU antara UNIS dengan Pemkot Tangerang sudah menjadi payung hukum dan selanjutnya bisa dilakukan PKS (Perjanjian Kerjasama). Dengan begitu, PKS bisa dilakukan langsung oleh Fakultas di lingkungan UNIS dengan jajaran SKPD di Pemkot Tangerang. Ruang lingkup kerjasama ini tentu saja hanya menyangkut kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi saja. Simpelnya, PKS harus saling subtitusi menguntungkan antara kedua belah pihak, saling memenuhi kebutuhan masing-masing, ada kolerasi dan relevansi antara kompetensi yang dimiliki UNIS dengan ragam kebutuhan Pemkot Tangerang dalam implementasi program pembangunan.
Saat ini, UNIS memiliki 12 program studi (S1) dan 3 program studi (S2). Diantaranya, Ilmu Administrasi Negara, Komunikasi, Hukum, Pendidikan Agama Islam, Teknik Kimia, Industri, Informatika, Sipil, Pendidikan Ekonomi, Bahasa Inggris, Ilmu Manajemen dan Akuntansi. Kemudian, Magister Ilmu Administrasi, Magister Hukum dan Magister Manajemen. Nah, semua program studi yang ada di Fakultas tersebut, saat ini, sudah siap melaksanakan PKS dengan SKPD–SKPD Pemkot Tangerang.
Ada beberapa alasan kenapa PKS ini harus segera di realisasikan ? Pertama, Walikota Tangerang, H. Arief R.Wismansyah, sudah memberikan intruksi dan perintah langsung kepada jajaran SKPD yang hadir pada saat penandatanganan MOU di Kampus UNIS, bahwa pelaksanaan PKS harus segera dilakukan. Hal itu, mengingat masa waktu MOU terbatas, sementara program kerja pembangunan di Kota Tangerang dibutuhkan progres kerja super cepat.
Kedua, Tim PKS UNIS pada level Universitas, LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat), Fakultas, dan tenaga ahli profesional (Dosen) sudah sangat siap untuk bekerja dengan kualitas mutu yang kompetitif. Memang seolah ada persepsi tidak nyaman ; bahwa kiprah dan kemampuan dosen terutama dari UNIS kerap dipandang sebelah mata oleh instansi pemerintah daerah. Bahkan, secara kompetensi ia dianggap tidak mampu, misalnya, membuat ; telaah, kajian, riset–survey, edukasi, advokasi atau misal pekerjaan ; Pembuatan Renstra, Penyusunan Naskah Akademik, Tangerang dalam Angka, atau macam pekerjaan non fisik lainnya, yang semua berkaitan dengan perencanaan dan program pembangunan di daerah. Nyaris ! UNIS tak diperhitungkan. Sedih ! Sekalinya ada, UNIS terlibat, semisal Musrenbang, paling banter duduk manis, hanya udangan peserta, bukan jadi nara sumber.
Pemda selama ini, lebih percaya mengandalkan lembaga-lembaga konsultan atau tenaga ahli yang sudah bereputasi dosis tinggi. Biasanya mereka berasal dari kampus-kampus negeri yang hebat-hebat atau lembaga-lembaga konsultan yang bermerek. Namun, penting saya tepis, bahwa persepsi macam ini sebetulnya keliru. Kenapa ? Karena secara personal, SDM di UNIS terutama dosen sama-sama memiliki kompetensi daya saing kompetitif jika dibanding dengan para tenaga ahli (dosen) yang berasal dari kampus-kampus ternama, sekalipun.
Faktanya, dosen di UNIS, selain mengajar mereka juga memiliki pengalaman praktisi di luar kampus. Mulai dari pemerintahan, swasta, BUMN/BUMD/, profesional dan lain-lain. Hanya, secara sadar di akui, selain UNIS tidak punya ruang–celah akses untuk bisa bermitra kerja dengan pemerintah daerah, karena tidak ada MOU macam ini, juga dari sisi mentalitas rasa percaya diri, dari personal dosen, masih dibawah rata-rata. Itu, karena faktor leadership di atasnya (Rektor saat itu, red), tidak optimal mengangkat marwah universitas–lebih berwibawa ; hingga berdampak kepada dosen/peneliti menjadi tidak percaya diri jika harus bersaing keluar kandang.
Tapi setelah Profesor Kamil, manggung, jadi lain ceritanya; dosen–dosen yang garis kodratnya peneliti, seolah bangkit dari siuman panjang. Pokoknya, dosen/peneliti UNIS sekarang lebih pede, bahkan berani bersaing menunjukkan tajinya. Nah, saya sendiri pernah nongkrong di Bappeda Kota Tangerang, tepatnya saat Pilkada tahun 2008. Waktu itu, saya butuh tambahan data untuk kepentingan rumusan Visi-Misi, kandidat. Hasilnya, apa yang saya konsep sebelumnya, diterima amin berjamaah, oleh Tim Bappeda. Berlanjut, dari produk pemikiran dan rumusan itu mengalir sampai dengan perumusan Visi-Misi kandidat politik, Pilkada Kota Tangerang tahun 2013. Dulu sekali, saya juga pernah membaca beberapa dokumen yang terkait dengan RPJMD. Produk perencanaan pembangunan yang dikerjakan oleh pihak ke tiga (konsultan,red) dengan biaya tinggi itu, ya normatif saja. Pun, metodologi dan instumen riset yang digunakan, Kami di UNIS, paham sekali.
Ketiga, Jalinan kerjasama harusnya lebih erat, bukan karena MOU semata, tapi ikatan emosional yang mestinya saling mengikat erat kedua belah pihak. Kenapa ? Karena alumni UNIS yang bekerja di Pemkot Tangerang juga bejibun jumlahnya. Mereka, bahkan banyak sekali yang menduduki jabatan strategis mulai dari staf, eselon 4, 3, dan 2 bahkan jabatan politik, ada. Hal serupa tak hanya terjadi di Kota Tangerang, tapi juga di Kabupaten Tangerang, Kota Tangsel, bahkan Provinsi Banten hingga pemerintah pusat. Artinya, sebagai wujud kepedulian dari alumni UNIS–yang saat ini tengah mengabdi di Pemda, sangat pantas rasanya, jika bentuk kerjasama itu lebih hangat dan elegan. Misalnya, selain bentuk PKS antar lembaga, ada pelibatan lainnya kepada UNIS sebagai mitra untuk tenaga ahli personal, atau UNIS ikut berpartisipasi di kegiatan SKPD, dan kegiatan lainnya. Saya kira ini mudah, apalagi alumni UNIS yang saya maksud, misalnya, menjabat ; ia seorang pengambil keputusan pada dinas terkait. Deal-nya, enteng! Iya, saatnya kampus yang lahir, besar dan beranak pinak di Kota Tangerang ini besar di kandangnya sendiri. Semoga melalui kerjasama ini, UNIS bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui Pemkot Tangerang. Hemmm….! Rasanya, kejauhan ya, kalau kampus-kampus di Jakarta, Bandung atau Jogyakarta, justru selalu mendapat porsi pesangon kerjaan paling banyak. Padahal, pada hakikatnya UNIS juga mampu dan bisa mengerjakan. Toh, kiblat akademik atau pun jenis kelamin metodologi yang digunakan di setiap perguruan tinggi, sama saja. Yang beda cuma satu hal; soal merek alias brand saja. Dulu UNIS, selalu KO, soal image. Kini No ! Selamat bekerjasama. Bagaimana pendapat anda ? (***)